Opini: Astil Harli Roslan
Para peneliti seperti Pierre Bourdieu (1988), Burton R. Clark (1983), dan Ellen Hazelkorn (2015) menegaskan bahwa university prestige merupakan bentuk modal simbolik yang terbentuk dari akumulasi kualitas ilmiah, jejaring akademik, serta pengakuan publik. Dalam pandangan geometris, setiap universitas menempati posisi tertentu dalam ruang reputasi yang dibentuk oleh interaksi antara pengetahuan, kolaborasi, dan persepsi masyarakat akademik. Posisi itu tidak bersifat statis, ia dapat bergeser melalui konsistensi, inovasi, dan kolaborasi kelembagaan yang berkelanjutan.
Jika dicermati lebih jauh, STIE Enam Enam Kendari tengah menunjukkan arah gerak yang semakin jelas. Sepanjang tahun 2025, kampus ini terus memperluas jejaring akademik internasional melalui penandatanganan nota kesepahaman dengan Excelsia University College di Australia, serta dengan University of Faisalabad dan Muhammad Nawaz Shareef University of Agriculture di Pakistan. Kolaborasi tersebut bukan sekadar seremoni, melainkan langkah strategis untuk memperluas koordinat keilmuan sekaligus membuka ruang dialog lintas negara yang membahas isu-isu global.

Selain kemitraan luar negeri, STIE Enam Enam juga aktif membangun sinergi nasional. Kerja sama dengan Universitas Mercu Buana Yogyakarta dan ITB Nobel Indonesia menjadi bagian dari upaya memperkuat pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi melalui riset kolaboratif, pertukaran akademik, dan pengembangan kapasitas dosen. Sementara itu, kemitraan dengan Kadin Sulawesi Tenggara memperluas kiprah kampus di ranah industri dan pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian bersama.
Dari sisi tata kelola, pelaksanaan Audit Mutu Internal (AMI) 2025 menjadi bukti komitmen STIE Enam Enam Kendari dalam memperkuat budaya mutu dan daya saing akademik. Proses audit ini tidak sekadar menilai kepatuhan terhadap standar, tetapi juga menjadi wadah refleksi kolektif yang menumbuhkan kesadaran mutu di setiap unit dan program studi. Langkah ini memperkokoh legitimasi akademik yang menjadi fondasi utama dalam membangun institutional prestige yang kredibel.

Prestasi mahasiswa turut memperkuat reputasi lembaga. Dua mahasiswa STIE Enam Enam Kendari berhasil menjadi finalis Kompetisi Opini Ilmiah Forkestra 2025 yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia Sulawesi Tenggara. Gagasan mereka mengenai transformasi digital untuk UMKM dan strategi ketahanan pangan mencerminkan semangat ilmiah dan kepedulian sosial yang tumbuh dari lingkungan akademik yang aktif dan produktif.
Rangkaian capaian tersebut menunjukkan bahwa prestise bukan hanya hasil dari ukuran, tetapi dari arah dan keberlanjutan gerak. Dalam kerangka geometric interpretation of university prestige, STIE Enam Enam Kendari kini menapaki lintasan baru dari institusi regional menuju jejaring akademik global. Kampus ini membuktikan bahwa prestise sejati tidak lahir dari posisi yang diwarisi, tetapi dari kemampuan untuk terus bergerak, beradaptasi, dan memberi makna bagi masyarakat serta dunia ilmu pengetahuan.

