Kendari, 28 Agustus 2019 – Melanjutkan rangkaian kegiatan diseminasi kebijakan fiskal bekerja sama dengan para Ekonom dari berbagai Perguruan Tinggi di Indonesia di tahun 2019, Kemenkeu kembali menggelar Kuliah Umum, bertempat di Sekolah Tinggi Ilmu EKonomi Enam Enam Kendari, dengan mengambil tema “Perkembangan Ekonomi Terkini dan Kebijakan Fiskal Indonesia”
Kuliah Umum ini dihadiri oleh 70 orang mahasiswa dan staf pengajar dari STIE Enam Enam Kendari, Universitas Halu Oleo, Universitas Sulawesi Tenggara, dan IAIN Kendari. Acara dibuka oleh Ketua Dewan Penyantun STIE Enam Enam Kendari, Bapak Sudarmanto, SE, MS. Narasumber yang dihadirkan adalah Achmad Budi Setyawan, Kepala Subbidang Proyeksi Asumsi Dasar Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, dengan dipandu oleh moderator Bapak Dr. Muh. Nur, SE, M.Si, sekretaris Program Studi Magister Manajemen STIE Enam Enam Kendari.
Achmad menyampaikan bahwa ketidakpastian perekonomian global saat ini semakin tinggi ditandai oleh proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia yang semakin rendah. IMF menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2019 dari 3,5 persen menadi 3,3 persen. Namun di sisi lain, kebijakan The Fed mempertahankan suku bunga menyebabkan aliran modal masuk ke negara berkembang, termasuk Indonesia. Perkiraan perekonomian global di tahun 2020 membaik dibanding 2019, namun masih diiringi ketidakpastian yang tinggi.
Kinerja perekonomian domestik cukup baik. Dengan perkembangan ekonomi terjaga sehat maka kesejahteraan masyarakat terus membaik. Pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,05 persen di Q2 2019. Dari sisi inflasi, inflasi hingga Juli 2019 terkendali mencapai 0,31 persen (mtm) atau 2,36 persen (ytd) atau 3,32 perasen (yoy), yang didorong peningkatan harga aneka cabai dan biaya sekolah, namun tertahan oleh deflasi tarif transportasi dan beberapa bahan makanan seiring normalisasi permintaan pasca Lebaran. Rupiah cukup stabil dengan kecenderungan menguat dipengaruhi oleh kondusifnya global serta stabilitas perekonomian dalam negeri, per 26 Agustus 2019 nilai tukar Rupiah (JISDOR) sebesar Rp14.261/US$ atau menguat 1,6 persen (ytd). Pada tahun 2019 ini, target Gini Ratio 2019 sebesar 0,38 – 0,39 dengan tantangan disparitas akses permodalan dan kondisi geografis. Target angka kemiskinan 2019 sebesar 8,5 persen – 9,5 persen dengan tantangan akses pangan, kesehatan, dan pendidikan bagi orang miskin. Target pengangguran 2019 sebesar 4,8 persen – 5,2 persen dan IPM sebesar 71,98 persen, dengan tantangan perubahan ekonomi (struktur lapangan kerja), skill mismatch, dan 4th Industrial Revolution (automasi, artifical intelligence).
Dari sisi APBN, realisasi APBN tahun 2019 menunjukkan kinerja yang sangat sehat dan kredibel. Per 31 Juli 2019, defisit sebesar 1,14 persen PDB, lebih kecil dari target APBN tahun 2019 sebesar 1,84 persen PDB. Keseimbangan Primer menuju nol (negatif Rp183,7 triliun) jauh lebih baik dari rencana APBN tahun 2019 sebesar negatif Rp296,0 triliun. Realisasi pendapatan negara sebesar 48,6 persen, dan realisasi belanja negara mencapai 50,2 persen dari target APBN tahun 2019.
APBN tahun 2020 dirancang untuk mendukung akselerasi peningkatan daya saing dan kualitas sumber daya manusia. Pada tahun 2020, penerimaan perpajakan juga menjadi instrumen untuk mendukung investasi dan daya saing melalui pemberian insentif fiskal. Serta fokus belanja pemerintah pusat tahun 2020 untuk mendukung pelaksanaan prioritas pembangunan dan penyelenggaraan pemerintah yang efisien dan efektif. Defisit anggaran tahun 2020 dijaga 1,76 persen dari PDB, diarahkan semakin sehat dan adaptif menghadapi risiko perekonomian.
Pelaksanaan Kuliah Umum ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterlibatan generasi muda terhadap topik perekonomian dan pengelolaan keuangan negara, serta memahami permasalahan di bidang ekonomi dan fiskal yang dihadapi Provinsi Sulawesi Tenggara.
***
Narahubung Media:
Riznaldi Akbar Kepala Bidang Pengembangan Model dan Pengolahan Data Makro Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan | 021 3441463 rakbar@fiskal.kemenkeu.go.id |