Ketua Yayasan Pembina Pendidikan Enam Enam Bumi Kendari Hadiri Raker LLDIKTI Wilayah IX Sultanbatara di Yogyakarta
Yogyakarta, 12 Februari 2025 — Dalam Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah IX Sulawesi Selatan, Barat, Tenggara (Sultanbatara) yang digelar di Yogyakarta, beberapa isu strategis yang disepakati antara lain adalah hal-hal yang belum optimal pelaksanaannya dalam Rakerwil 2024, yang masih menjadi perhatian utama pada tahun ini, serta isu-isu baru terkait kebijakan pemerintah.
Pada pembahasan rapat kerja LLDIKTI Wilayah IX, yang diikuti oleh lebih dari 200 perguruan tinggi swasta, termasuk STIE Enam Enam Kendari, turut hadir Ketua Yayasan Pembina Pendidikan Enam Enam Bumi Kendari, Ichsanuddin Akbar, S.T., M.M., dan Wakil Ketua II Dr. Abdul Razak, S.E., M.Si. Kegiatan ini khusus dihadiri oleh Yayasan Badan Penyelenggara Perguruan Tinggi dan Pimpinan Perguruan Tinggi. Dalam pertemuan tersebut, telah disepakati 11 poin rekomendasi terkait isu strategis yang harus menjadi perhatian LLDIKTI dan Ristekdikti pada tahun 2025.
Ke-11 isu strategis yang disepakati dalam rapat kerja tersebut antara lain adalah implementasi Permendikbudristek No. 53 Tahun 2023 tentang siklus PPEPP (Perencanaan, Pelaksanaan, Evaluasi, Pengawasan, dan Peningkatan) mutu perguruan tinggi yang belum sepenuhnya diterapkan, peraturan terkait pemindahan homebase dosen tetap yayasan dan DPK antar perguruan tinggi yang perlu diatur dan ditertibkan, serta beberapa capaian perguruan tinggi yang belum sesuai dengan IKU Perguruan Tinggi. Selain itu, masalah implementasi PPKS (Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual) yang belum berjalan dengan baik, pembentukan kelompok spesialisasi ilmu untuk mempermudah PTS dalam memperoleh SDM berkualitas, dan peningkatan sistem tata kelola serta tata pamong PTS juga menjadi perhatian utama.

Selain itu, terdapat isu strategis lainnya yang berkembang, seperti jumlah lulusan PTS yang belum memperoleh pekerjaan yang relatif tinggi. Oleh karena itu, perlu adanya upaya optimalisasi mata kuliah kewirausahaan. Masih sedikitnya perguruan tinggi yang melakukan tracer study, serta implementasi program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang belum maksimal dilaksanakan oleh PTS, juga menjadi isu yang perlu perhatian serius. Perbedaan pandangan dalam pengelolaan PTS antara badan penyelenggara dengan pengelola perguruan tinggi, serta pengaktifan kembali Aptisi Wilayah IX, menjadi topik tambahan yang dibahas.
Kepala LLDIKTI Wilayah IX, Dr. Andi Lukman, S.E., M.Si., menegaskan komitmennya untuk terus mendampingi dan membina perguruan tinggi agar dapat memenuhi standar mutu pendidikan tinggi yang telah ditetapkan.
“Penguatan implementasi siklus PPEPP, penertiban homebase dosen, serta peningkatan capaian IKU merupakan langkah-langkah strategis yang akan membawa perguruan tinggi di Wilayah IX menjadi lebih kompetitif, adaptif, dan relevan dengan kebutuhan dunia kerja serta industri,” kata Andi Lukman
Terkait dengan permasalahan PPKS, LLDIKTI Wilayah IX akan memberikan bimbingan teknis kepada perguruan tinggi dalam membentuk Satuan Tugas PPKS yang berfungsi sebagai unit utama dalam menangani kasus kekerasan seksual serta mengedukasi civitas akademika. Selain itu, diperlukan pembentukan Konsorsium atau Kelompok Spesialisasi Ilmu Antar PTS.
“Kami juga akan memfasilitasi pembentukan kelompok spesialisasi ilmu yang memungkinkan PTS untuk berbagi dan bertukar tenaga pengajar dalam bidang tertentu. Dengan model ini, dosen dengan keahlian spesifik dapat berkontribusi di beberapa perguruan tinggi tanpa harus berpindah homebase,” tambahnya.
Lebih lanjut, Andi Lukman menambahkan, dalam beberapa tahun terakhir, ekspansi Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang semakin agresif, baik melalui penerimaan mahasiswa baru, pembukaan program studi baru, kelas internasional, hingga pengelolaan kampus di berbagai daerah, telah menimbulkan tantangan tersendiri bagi Perguruan Tinggi Swasta (PTS). Banyak pihak melihat fenomena ini sebagai persaingan yang berpotensi mengurangi jumlah calon mahasiswa PTS, terutama di daerah dengan persaingan tinggi dalam penerimaan mahasiswa baru.

Namun, Kepala LLDIKTI Wilayah IX ini mendorong agar PTS tidak hanya melihat situasi ini sebagai ancaman, tetapi juga sebagai peluang untuk berbenah dan meningkatkan daya saing. “Perguruan tinggi swasta perlu mengambil langkah-langkah strategis untuk tetap relevan, kompetitif, dan mampu menarik mahasiswa dengan keunggulan yang tidak dimiliki oleh PTN,” ungkapnya.
Ketua Yayasan Pembina Pendidikan Enam Enam Bumi Kendari, Ichsanuddin Akbar, S.T., M.M., mengapresiasi pelaksanaan Rapat Kerja LLDIKTI Wilayah IX Sultanbatara di Yogyakarta.
“Kegiatan ini sangat penting sebagai wadah untuk berdiskusi dan menyusun langkah-langkah strategis dalam menghadapi tantangan dunia pendidikan tinggi. Kami sangat mendukung segala upaya yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan tinggi di wilayah ini. Harapan kami, melalui forum ini, perguruan tinggi swasta dapat berkolaborasi lebih baik, memperkuat daya saing, serta menyesuaikan diri dengan kebutuhan dunia industri yang terus berkembang,” jelas Ichsanuddin Akbar, S.T., M.M.