Yogyakarta – Sebanyak lebih dari 200 perguruan tinggi yang berada di bawah binaan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah IX, termasuk Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Enam Enam Kendari, melaksanakan benchmarking di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) pada Rabu, 12 Februari. Kegiatan ini berlangsung di Ruang Sidang Gedung AR. Fachruddin B Lt. 5 UMY.
Benchmarking ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tinggi dengan mempelajari praktik-praktik terbaik yang diterapkan di UMY. Dalam acara tersebut, para peserta mendapatkan pemaparan mengenai strategi akademik, tata kelola perguruan tinggi, inovasi pembelajaran, serta pengelolaan sumber daya manusia dan infrastruktur kampus. Kegiatan ini dihadiri oleh para Badan Penyelenggara dan pimpinan perguruan tinggi dari berbagai institusi di bawah LLDIKTI Wilayah IX. Khusus untuk STIE Enam Enam Kendari, kegiatan ini dihadiri oleh Ketua Yayasan, Ichsanuddin Akbar, S.T., M.T., serta Wakil Ketua 2, Dr. Abdul Razak, S.E., M.S. Seluruh tamu disambut oleh jajaran pimpinan UMY yang memberikan pemaparan mengenai berbagai kebijakan dan inovasi akademik yang telah diterapkan di kampus tersebut.

Para peserta disambut oleh Ir. Slamet Riyadi, S.T., M.Sc., Ph.D., Direktur Office of Planning and Development sekaligus Dosen di Departemen Teknologi Informasi, Fakultas Teknik UMY. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan pentingnya kolaborasi antar perguruan tinggi untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang lebih baik. Beliau menyebut kampus dengan tagline “Muda Mendunia” ini memiliki tiga filosofi kolaborasi dalam menggerakkan manajemen perguruan tingginya, yaitu nggandheng (menggandeng), nggeret (menarik), dan nggendhong (menggendong).
Sementara itu, Rektor UMY, Prof. Dr. Achmad Nurmandi, M.Sc., dalam sambutannya menyampaikan bahwa benchmarking ini merupakan kesempatan berharga bagi perguruan tinggi untuk saling berbagi pengalaman dan praktik terbaik guna meningkatkan mutu pendidikan. “Kami berharap kegiatan ini dapat menjadi inspirasi bagi perguruan tinggi untuk terus berkembang dan meningkatkan daya saing,” ujarnya.
UMY telah menerapkan berbagai kebijakan dan inovasi akademik untuk meningkatkan kualitas pendidikan tinggi. Beberapa di antaranya adalah penggunaan teknologi dalam pembelajaran berbasis digital, penerapan kurikulum berbasis Outcome-Based Education (OBE), serta penguatan kerja sama dengan industri dan institusi internasional.
Dalam pemaparannya, Prof. Achmad menyebutkan lima urgensi yang mendorong UMY menerapkan manajemen perguruan tinggi berbasis kinerja. Urgensi tersebut terdiri dari peningkatan kualitas pendidikan, efisiensi operasional & sumber daya, relevansi lulusan, kompetisi nasional & global, serta kontribusi masyarakat & IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi),” ungkapnya.
Ketua LLDIKTI Wilayah IX, Dr. Andi Lukman, M.Si, menegaskan bahwa benchmarking ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan rapat kerja LLDIKTI Wilayah IX. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perguruan tinggi dalam mengembangkan kebijakan akademik dan strategi pengelolaan yang lebih efektif.

Ketua Yayasan Pembina Enam Enam Bumi Kendari, Ichsanuddin, juga menyampaikan apresiasi terhadap kegiatan ini. “Benchmarking ke UMY memberikan wawasan baru bagi STIE Enam Enam dalam mengembangkan pengelolaan perguruan tinggi, meningkatkan kualitas pengajaran, serta memperkuat tata pamong institusi,” jelasnya.
Dengan adanya benchmarking ini, diharapkan setiap perguruan tinggi yang hadir dapat mengadopsi strategi terbaik yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik masing-masing institusi guna menciptakan pendidikan tinggi yang lebih berkualitas dan berdaya saing.